::selection {background:##12127D;color:#FFCC00;} ::-moz-selection {background:##12127D;color:#FFCC00;} ::-webkit-selection {background:#12127D;color:#FFCC00;}

Friday, November 11, 2011

MANUSIA DAN KEINDAHAN


  1. Indah dan Keindahan
         Apakah keindahan itu sebenarnya? Sebenarnya ulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah di hubungkan dengan suatu yang berwujud atau suatu karya.
           Dengan kata lain keindahan itu baru dinikmati jika di hubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk keindahan dapat berkomunikasi.
          Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, msalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian, dls.
           Keindahan berasal dari indah, yang berarti bagus, cantik, molek, elok, permai. Yang indah itu adalah yang berbentuk. Yang berbentuk itu dapat berupa ciptaan manusia dari ciptaan Tuhan. Ciptaan manusia misalnya; taman yang indah dan lain- lain. Ciptaan Tuhan misalnya; pemandangan alam yang indah, bentuk tubuh yang molek dan sebagainya. Ciptaan manusia yang indah dapat di rasakan dari selera seni dan selera biasa. Selera seni khususnya ditunjukkan pada karya seni, selera biasa ditunjukkan pada bentuk biasa.

  1. Kontempelasi dan Ekstasi

Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontempelasi dan ekstasi.
Kontempelasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
Sesuatu indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat dan mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama, dan film atau berupa ciptaan Tuhan misalnya; pemandangan alam, bunga warna warni, dll.
Apabila kontempelasi dan ekstasi itu di hubungkan dengan kreativitas, maka kontepelasi itu merupakan faktor pendorong untuk menciptakan yang indah. Sedangkan ekstasi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajad kontempelasi dan ekstasi itu berbeda- beda tiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda- beda. Mungkin orang yang satu menyatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu kurang/ tidak indah, karena selera seni berlainan.


  1. Keindahan, Keserasian, Kehalusan

   Keindahan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia. Karena dalam diri manusia terdapat faktor kontempelasi dan ekstasi, maka setiap manusia membutuhkan keindahan. Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian yaitu kemampuan menata, menciptakan sesuatu yang dapat dinikmati orang lain, menarik minat orang lain, sehingga dapat dikatakan indah.
   Dikatakan indah karena cocok, sesuai, serasi, pantas dan kena benar, serta keterpaduan beberapa kualitas. Bebepara contoh kemampuan menata, mencipta yang menimbulkan keindahan yaitu ruangan dalam rumah, merias pengantin, cara berpakaian, membuat taman dengan aneka bunga warna-warni, dll.
    Dalam penataan itu terdapat keterpaduan beberapa kualitas yaitu; ukuran, warna, tata letak,susunan, macam bahan, dll dalam satu komposisi yang cocok, sesuai, serasi dan pantas. Dari kenyataan ini dapat dikatakan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas yang terdapat pada suatu hal.

  1. Sifat- sifat Keindahan

     Untuk menyatakan sesuatu itu indah atau tidak, maka berikut ini akan di ungkapkan sifat- sifat keindahan. Atas dasar sifat- sifat ini juga akan dikemukakan beberapa tanggapan mengenai keindahan.
    1. Keindahan itu kebenaran
    2. Keindahan itu abadi
    3. Keindahan mempunyai daya tarik
    4. Keindahan itu universal
    5. Keindahan itu wajar
    6. Keindahan itu kenikmatan
    7. Keinadahan itu kebiasaan

  1. Alasan Manusia Menciptakan Keindahan

    Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia, yang merupakan kebutuhan kodrati. Karena itu manusia berusaha menciptakan keindahan. Untuk menciptakan keindahan itu ia berkarya.
Karya itu dipengaruhi oleh pengalaman hidup atau oleh kenyataan- kenyataan ini menjadi bahan renungan atau pertimbangan atau penilaian apakah merupakan hal yang indah atau tidak. Sehingga dapat diungkapkan dalam karya seni.
   Pengumpulan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia , mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai- nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan , dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, keagungan bagi umat manusia secara kodrati.

  1. Pengaruh Keindahan Terhadap Jiwa Manusia

     Keindahan dapat kita jumpai dalam bentuk sesuatu seperti pemandangan alam, tubuh manusia, karya seni. Keindahan itu dapat meresap kedalam jiwa apabila dihayati. Untuk itu perlu dilakukan berbagai cara pendekatan.
Dari berbagai pendekatan itu akan dapat dirasakan pengaruh keindahan itu terhadap jiwa mausia, pengaruh mana akan terwujud dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia.
Apabila kita pergi piknik melihat pemandangan yang indah, menikmati hawa unung yang segar, bunga- bunga yang beraneka warna, kita akan mengagumi pula siapa gerangan pencipta alam ini. Dengan demikian akan terkenang kebesaran Tuhan.
Karena kebesaran dan kekuasaanNya lah keindaha dapat dinikmati.
Hal ini membawa pengaruh kehalusan jiwa dan ketenangan batin. Membiasakan anak- anak kita menyaksikan keindahan alam dengan cara ini berarti menyadarkan akan kebesaran Tuhan, membangkitkan rasa taqwa kepada Tuhan dan memperhalus budi pekertinya.
Orang yang halus budi pekertinya akan bersikap sopan, lemah lembut, tidak kasar dan selalu berbuat baik.     

No comments:

Post a Comment