::selection {background:##12127D;color:#FFCC00;} ::-moz-selection {background:##12127D;color:#FFCC00;} ::-webkit-selection {background:#12127D;color:#FFCC00;}

Tuesday, October 21, 2014

Reportase Entrepreneurship



            Pada waktu saya melakukan kerja praktek, saya bertemu langsung dengan sosok seorang pengusaha yang sekaligus merupakan pemilik perusahaan, namanya Bapak Ir. H. Yanto. Beliau bercerita tentang awal mula perjuangannya dalam mendirikan usaha yang sampai saat ini berkembang pesat. Bapak Ir. H. Yanto awalnya mulai usahanya di awal tahun 1991, dengan membuka usaha pembuatan kuningan. Awal mula beliau membuka usaha tersebut dikarenakan ingin ikut serta dalam perkembangan jaman di kota juwana pati, tepatnya di desa growong yang sebagian besar sebagai penghasil kuningan dari kerajinan tangan masyarakat sana sendiri. Beliau membuka usahanya didalam rumahnya sendiri. dengan keterbatasan lahan, tempat, dan peralatan yang dipakai untuk produksi. Jumlah pekerjanyapun saat itu hanyalah 3 orang yaitu beliau sendiri, dan kedua adik kandungnya.

Tuesday, October 14, 2014

Konsep Etika Perspektif Filosof Islam



Abstraksi: Tulisan ini mengangkat pemikiran para filosof Islam mengenai etika. Bila kita membaca kitab-kitab etika klasik, seperti Tahzib Al-Akhlaq karangan Miskawaih, Tahshil Al-Sa’adah, karya Al-Farabi, Al-Sa’adah wa Al-Is’ad, karya Al-amiri, dan Akhlaq-i Nashiri, karya Nashir Al-Thusi, maka dapat kita artika bahwa etika­­­___ yakni filsafat moral atau ilmu akhlak___tidak lain dari pada ilmu atau “seni” hidup yang mengajarkan bagaimana cara hidup bahagia, atau bagaimana memperoleh kebahagian dan apa kebahagian itu. Kebahagian inilah yang menjadi objek atau kata kunci dalam kajian para filosof mulai dari Yunani klasik hingga zaman keemasan Islam. Sehingga, dari kata kunci “kebahagian” inilah timbullah beragam interpretasi dan mazhab-mazhab etika baik pada zaman Yunani kuno, abad pertengahan, hingga zaman keemasan Islam.

Katakunci: Etika, Kebahagian, Yunani Klasik, Abad Pertengahan, Keemasan Islam, Moral

A.         Pendahuluan
kata-kata seperti “etika”, “etis”,dan “moral” tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah saja dan tidak menjadi monopoli kaum cendekiawan. Diluar kalangan intelektual pun sering disinggung hal-hal seperti itu. Memang benar, dalam obrolan dipasar atau ditengah penumpang-penumpang opelet kata-kata itu jarang sekali muncul. Tapi jika membuka surat kabar atau majalah, hampir setiap hari kita menemui kata-kata tersebut.
pertanyaan pertama yang muncul di benak kita ketika membicarakan filsafat etika kaitannya dengan Islam adalah, apakah benar ada filsafat etika dalam Islam?. Pertanyaan  inilah yang selalu menjadi objek perdebatan awal dan perhatian bagi para pengkaji filsafat, khususnya filsafat etika Islam. Sebagai mukaddimah, pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab sebagai titik jelas kelanjutan pembahasan ini.

Sunday, October 12, 2014

Telaah Awal Masyarakat "Ikhwan"



Secara sederhana dan umum, suatu masyarakat dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu "kelas atas", "kelas menengah" dan "kelas bawah" (Jangan disamakan, walau mirip  dengan pemikiran Cliford Geerzt --priyayi, santri dan abangan. Atau teorinya C.A. Van Paursen dengan masyarakat  Mitologi, Ontologis dan Fungsionalis).
Dalam beragama, secara social, mereka (tiga golongan diatas) memiliki perbedaan yang sangat mencolok dalam memahami, melihat dan merespon agama dan mereka sangat menentukan dalam pembentukan masyarakat. Masyarakat itu "sehat" atau "tidak sehat" tergantung komposisi mereka dan peranan masing-masing untuk melakukan tugasnya.
Sebab dalam beragama yang intinya adalah keimanan dan kepercayaan,  sedangkan kepercayaan perdefinisi adalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti, otoritas, pengalaman atau intusisi (Kohler, et al,. 1978:48). Bila kita percaya bahwa penyakit cacar karena mahluk halus, maka kita akan cenderung menolak vaksinasi. Bila kita percaya bahwa banyak anak banyak rejeki, maka KB tidak akan berhasil kecuali mereka memperoleh kepercayaan yang baru. Menurut Solomon E. Asch (1959:565-567), kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan.
Karena ketiga kelompok itu, pengetahuan, kepentingan dan kebutuhannya berbeda-beda, maka kepercayaannya juga beragam. Kelompok pertama, kelas bawah, kita katakan "kelompok Islam rendah", Biasanya punya kecendrungan dengan ikatan komunal, kesukuan atau semi-suku. Masih kuat kepercayaannya pada wali, garis guru-murid dan perkumpulan tarekat. Mereka biasanya memandang agama sebagai "pelarian" dari kesengsaraan mereka, sebagai penghindaran sementara lewat suasana fana yang dirangsang dengan kesufian, tarekat, tokoh karismatik dan wibawa kewali-walian (Gellner;1994). Kita lihat sebagai contoh berapa banyak orang yang ikut acara-acara keagamaan; mereka datang dari jauh dengan kendaraan rombongan dll, padahal secara financial mereka pas-pasan. Mereka jarang datang sendirian, dan biasanya secara ilmu keagamaan mereka rendah bahkan sangat rendah. Mereka mencari barokah, minimal ketemu para guru, ulama dll. Walau mereka tidak menyerap ilmu mereka (guru dan wali-wali tersebut).
Kalau islam kelas bawah, mencari "pelarian" dalam agama, maka kelompok kedua, kelas atas, yang kita namakan "islam tinggi" mencari "peneguhan" (confirmation) atas keadaan mereka yang "cukup" dan gaya hidup mereka yang "nikmat" baik sebagai pedagang, atau memiliki kenikmatan lainnya (kedudukan, status keustadan dll). Biasanya mereka memandang agama secara "skripturalis", menurut aturan, puritan, harfiah, antiekstase, dan lebih "legal-formal".

ENTREPRENEURSHIP

Definisi Entrepreneur
Kata entreperneurship dalam bahasa indonesianya adalah kewirausahaan. enterepreneurship berasal dari bahasa prancis yang berarti “berusaha” atau “melaksanakan” (to undertake) (frinces, 2004). ada berbagai macam definisi dari kewirausahaan menurut para ahli:
            Menurut (Nickels, 2002, p166), “entrepreuneurship is accepting the risk and running business” yang artinya adalah entrepreneurship berarti menerima resiko dari memulai dan menjalankan bisnis.  
            Menurut (Hasrich, 2005, p8), entrepreneurship is a process of creating something new and asumming the risk and reward. yang artinya adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses dalam membuat sesuatu yang baru berdasarkan asumsinya terhadap resiko dan penghargaan.
            Menurut Ronstad, seperti yang dikutip oleh winardi, entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental. kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu, dan komitmen karir dalam hal menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu. produk atau jasa tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik, akan tetapi nilai harus diciptakan oleh sang entrepreneur melalui sebuah upaya mencapai dan mengalokasikan keterampilan-keterampilan serta sumber daya yang diperlukan (Winardi, 2003, p23).
            berdasarkan beberapa pengertian dari para ahkli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa entrepreuneurship atau kewirausahaan adalah suatu kemampuan dari seseorang dalam mengimplementasikan pikirannya yang kreatif dan berperilaku inovatif dalam menghadapi tantangan hidup didalam sebuah bisnis atau usaha dengan mempertimbangkan beberapa resiko yang akan dihadapinya serta beberapa faktor keunggulannya.  
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between.