Definisi Entrepreneur
Kata entreperneurship dalam
bahasa indonesianya adalah kewirausahaan. enterepreneurship berasal dari bahasa
prancis yang berarti “berusaha” atau “melaksanakan” (to undertake) (frinces,
2004). ada berbagai macam definisi dari kewirausahaan menurut para ahli:
Menurut (Nickels, 2002, p166), “entrepreuneurship is
accepting the risk and running business” yang artinya adalah entrepreneurship
berarti menerima resiko dari memulai dan menjalankan bisnis.
Menurut (Hasrich, 2005, p8), entrepreneurship is a process of creating something new and asumming
the risk and reward. yang artinya adalah kewirausahaan merupakan sebuah
proses dalam membuat sesuatu yang baru berdasarkan asumsinya terhadap resiko
dan penghargaan.
Menurut Ronstad, seperti yang dikutip oleh winardi,
entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan
kekayaan incremental. kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang
menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu, dan komitmen karir
dalam hal menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu. produk atau jasa
tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik, akan tetapi nilai harus
diciptakan oleh sang entrepreneur melalui sebuah upaya mencapai dan
mengalokasikan keterampilan-keterampilan serta sumber daya yang diperlukan
(Winardi, 2003, p23).
berdasarkan beberapa pengertian dari para ahkli diatas,
maka penulis menyimpulkan bahwa entrepreuneurship atau kewirausahaan adalah
suatu kemampuan dari seseorang dalam mengimplementasikan pikirannya yang
kreatif dan berperilaku inovatif dalam menghadapi tantangan hidup didalam
sebuah bisnis atau usaha dengan mempertimbangkan beberapa resiko yang akan
dihadapinya serta beberapa faktor keunggulannya.
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan
untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua
usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan
orang lain.
Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa
yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau
kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas
dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu
demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya.
Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan
berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang
terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between.
Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk
menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha
secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang
baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau
pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah
orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi
semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi.
Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara
bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha
sebagai berikut : “ An entrepreuneur is
one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the
perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling
the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff
dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang
berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,
pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap
tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada
pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang
mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan
merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk
memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam
kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup.
Pada hakekatnya
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003:13),yaitu:
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003:13),yaitu:
1.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different)
(Drucker, 1959).
3.
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer. 1996).
4.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan
inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Dari segi karakteristik perilaku,
Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah
mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok yaitu peluang dan, kemampuan menanggapi peluang,
Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap
peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil
berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti,
1997)
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999)
mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk
diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat;
dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih
baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko,
kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.”
Karakteristik Kweirausahaan
1.
Motif
Berprestasi yang Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa
seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif
berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana,
2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada
hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan
oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan
kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik
(physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan
harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation
needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:
Kebutuhan berprestasi wirausaha
terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan
lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif
berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 :
33-34)
1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan
yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4.
Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat
tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat
ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.
Sejalan
dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua
lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan
(3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2)
nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi
berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu
ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan
mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2.
Selalu
Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya
seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan
dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh
perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 :
23).
Kuncinya
pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang
sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang
yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi
pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak
cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3.
Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas
adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit,
kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena
itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru
atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam
buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And
The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang
baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari
yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan
persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
(inovation isthe ability to apply creative solutions to those problems ang
opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity
involves generating something from nothing. However, creativity is more likely
to result in colaborating on the present, in putting old things together in the
new ways, or in taking something away to create something simpler or better”.
Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu :
- Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
- Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
- menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut
Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs look at
something old and think something new or different”. Ide-ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan
berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada (generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan
adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang
dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the problems and
to exploit opportunities that people face every day). Berinisiatif ialah
mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan
melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. Menurut
Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan
(Investigation)
Tahap 3: Transformasi
(Transpormation)
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
4.
Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal
tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena
setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda
dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang
selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle
(hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan
atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas
tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk
mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau
sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai
manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal untuk
bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah satu potensi
kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan
satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi
kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat
diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat
mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari
manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan
bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih
percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan
minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan,
dan
10. tak mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak
memerlukan orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai
rendah dapat (belajar) melakukannya.
5.
Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan
Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki
jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam
mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi)
dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut
menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat
apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh
karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha
dan pekerjaannya.
6.
Mandiri atau Tidak Ketergantuangan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan
yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new
and different)
melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi
tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai
kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya
terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia
dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk
selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
7.
Berani Menghadapi Risiko
Richard
Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18,
mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko.
Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari
oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil
risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab
itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian
menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil.
Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik
(feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).
Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang
berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam
Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai
usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau
kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha
kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan
adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis.
Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi
karena ingin berhasil.
8.
Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan
yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai
tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang
positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha,
yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang
bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi
pelanggan/masyarakat.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil
selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih
menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan
segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan
berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan
perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk
mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang
kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam
kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk
menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin
harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan
wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha
dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha
tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya
lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output
dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative
Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya
menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi
resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
10.
Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang
harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus
memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi
perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang
wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan
yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.
11. Memiliki Kerampilan Personal
Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki
ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:
Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui
usaha yang dilaksanakannya.
Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan
peluang tersebut.
Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan
effisien.
Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak,
terutama kepada pembeli.
Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes
dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta
melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang
moderat.
Faktor-faktor Yang Menyebabkan
Kegagalan Wirausaha
Menurut
Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usaha barunya:
- Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
- Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
- Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
- Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
- Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
- kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
- Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
- Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Daftar Pustaka
Geoffrey G. Meredith et.al.
(2000), Kewirausahaan; Teori dan Praktek, Ppm, Pusaka Binaman Pressindo,
Jakarta
Spencer,Lyne, Jr.,(1993)
Competence at Work; Model for superior performance, John wiley and Sons,
Toronto.
Suryana (1999), Pengaruh latar
belakang profesional dan sistem nilai serta kemodernan kewirausahaan terhadap
daya hidup perusahaan, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Bandung.
Suryana (2003) Kewirausahaan,
Salemba Empat, Jakarta
Tarsis Tarmudji (1997),
Prinsip-prinsip wirausaha, Liberty, Yogyakarta
staff.uny.ac.id/sites/default/.../Modul%20PLPG%20Kewirausahaan.pdf
No comments:
Post a Comment