SEBUAH FILM
REALITA ATAU SENTIMEN BELAKA?
Lagi-lagi sebuah propaganda “Yahudi
Zionis” yang menghina suatu kelompok tertentu “Islam” mengatas namakan
kebebasan. Yah… kembali sebuah kebebasan yang mutlak tanpa kontrol pada sebuah
Negara yang “katanya” menjunjung tinggi kebebasan serta hak dan martabat
manusia (Amerika).
Baru-baru saja, sebuah film berjudul “innocence
of muslim” di luncurkan di Amerika bertepatan dengan peringatan peristiwa
11 september. Film ini bercerita bagaimana kaum muslim —dalam pandangan mereka
kaum zionis— agama islam seolah-olah agama yang mengajarkan dan menyebabkan
kekerasan di bumi.
Terlebih lagi
—seolah-olah mereka tahu tentang islam secara holistik— film ini benar-benar
menelanjangi kehormatan umat islam.” Bagaimana tidak?” film ini benar-benar
telah memicu kemarahan umat islam (yang merasa dilecehkan ketauhidannya). Nabi
Muhammad SAW, sosok yang sangat suci dan sakral dalam agama islam, diceritakan
dalam film tersebut —saya berlindung dari mengucap sesuatu yang buruk pada
Nabi— sebagai seorang yang “tak bermoral”, memiliki gairah libido yang tak
terkonrol.
Sungguh
disayangkan film ini dibuat mengatas namakan kebebasan. Karena pada dasarnya
kebebasan yang mereka pahami telah menodai kehormatan kelompok lain. Film yang
dibuat oleh seorang Yahudi bernama Sam Bacile yang diperankan oleh 59 aktor dan
digarap oleh 45 orang kru atas bantuan donator 100 orang Yahudi yang berdurasi
2 jam —saya telah menonton sekitar 5 menit film ini,dan memang benar-benar film
yang tak layak tonton dan sangat menghina kelompok tertentu— ini benar-benar
telah mencederai sebuah kebebasan dan hak-hak orang lain.
Agaknya Negara yang sekarang
—digembor-gemborkan banyak orang— menjadi kiblat segala macam hal “Amerika”,
ternyata bisa dikatakan sebagai Negara buta jika memang tidak mau dikatakan
sebagai Negara gagal, dalam hal memahami sebuah pandangan tentang
kebebasan.
Dan juga
agaknya,untuk Sam Bacile (pembuat film) benar-benar memperlihatkan kebodohannya
sebagai seorang entertainer. Kenapa saya katakan demikian,
bagaimana tidak, kita bisa lihat, bagaimana ia bisa menyimpulkan sosok
“Muhammad” sedemikian rupa sehingga membuat film tersebut. Bisa
dikatakan sebagai suatu ketololan akbar bagi pembuat film itu.
Kalau memang
tidak mau dikatakan “tolol” lalu pertanyaannya, lalu bagaimana bisa
pembuat film menyimpulkan sosok “Muhammad” dalam film itu demikian? Apakah Sam
itu benar-benar cerdas dan professional? (saya rasa tidak)
Seandainya
dia benar-benar cerdas dan professional dan benar-benar memahami islam dan
mempelajari sejarah “Muhammad” secara holistik, tentu saya rasa ia akan
benar-benar membuat film dengan fakta yang sebenarnya. Tampaknya memang susah
“berbicara” dengan mereka, karena saya pikir mereka tak memakai otak mereka untuk
berpikir seperti kebanyakan manusia yang berpikir. Atau jangan-jangan mereka
tak pernah berpikir dalam bertindak. Katakanlah mereka secara sadar membuat
film tersebut, dengan membaca atau memiliki refrensi tentang islam dan nabinya.
Saya jamin buku atau refrensi yang mereka pakai itu keliru, tentu subjektif,
dan tidak objektif sesuai fakta sejarah.
Ataupun
katakanlah juga mereka telah membaca dan memiliki refrensi yang benar tentang
islam dan nabinya. Namun sentimen merekalah tentunya yang mendorong mereka
untuk menghina Nabi dan islam melalui film tersebut. Apapun kebebasan yang
dilakukan, tentu tidak boleh melanggar dan menodai hak-hak perseorangan dan
kelompok.
Kalau mereka
berpikir kebebasan itu mutlak, sehingga dapat berekspresi sesuai kehendaknya,
itu kebodohan. Atau pembuat film beralasan (yang ia katakan sendiri) yang saya
simpulkan dari perkataannya, bahwa islam agama kekerasan dan nabinya adalah
pemimpin yang “amoral”. Mari kita lihat secara objektif dan sesuai fakta
dan dengan pikiran yang netral.
Ok…kita
membenarkan ada sebagian orang/kelompok yang mengatas namakan islam, yang
melakukan tindakan kekerasan atau terorisme. Namun itu tidak bisa kita jadikan
argumentasi bahwa islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan (jika islam
dipelajari oleh semua orang secara holistik maka mereka akan tahu ajaran islam
sebenarnya). Kita tidak bisa menghukumi keseluruhan karena sebagian. Bukankah
teori penelitian induksi ke deduksi tidak tepat dalam kaidah logika dan
filsafat. Dan inilah yang dipahami oleh kaum materialis.
Jika
dikatakan bahwa islam yang menyebabkan segala kekerasan yang ada, dengan contoh
yang mereka ajukan misalnya penyerangan WTC pada 11 september, saya justru
mempertanyakan dan meragukan hal itu, apa benar umat islam yang melakukan, atau
jangan-jangan sebuah sekenario yang telah dibuat mengatas namakan islam,
agar dapat mengespansi Irak pada waktu itu.
Bukankah
sejarah telah menjelaskan dan membuktikan bahwa Amerika dan Zionislah yang
banyak memicu dan membuat kekerasan. Contoh kecil saja —ingat pada PD II—
bagaimana dua kota sipil Jepang Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh
Amerika, padahal kita tahu bukankah Amerika sendiri yang melarang pemakaian
bahan nuklir untuk perang. Akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu banyak
rakyat sipil Jepang yang tewas. Pada faktanya dua kota itu bukanlah kota tempat
basis militer Jepang pada waktu itu. Bukankah ini suatu tindakan terorisme?
Tentu itu kesalahan yang tak dapat dimaafkan.
Bagaimana
juga Zionis Israel yang merampas tanah hak rakyat Palestina dengan memerangi
dan mengusir mereka dari bumi mereka dengan senjata. Dan juga bagaimana
beberapa tahun silam Israel memblokade dan menembaki kapal kemanusiaan mavi
marmara Di laut Cyprus di lautan internasional pada 31 mei 2010 Yang akan
membawa bantuan kemanusiaan ke Palestina. Dan kita juga dapat menyaksikan
terhadap pembantaian yang terjadi kepada rakyat Palestina, kita masih ingat
betapa kejamnya Zionis Israel ketika melindas tubuh wainta muda berusia 20
tahun asal Amerika aktivis kemanusiaan bernama Rachel Kori yang dilindas dengan
bulldozer hingga mati, yang saat itu ia berjuang membela hak rakyat Palestina
atas rumah dan tanahnya yang akan digusur. Bukankah ini suatu kekejian?
Bukankah
ekspansi Amerika 2003 lalu merupakan suatu tindakan terorisme? Walaupun alas an
mereka melakukan ekspansi adalah untuk membalas dendam atas teroris yang
melakukan penyerangan gedung WTC, dan juga atas tuduhan Irak yang memiliki
senjata pemusnah masal, yang sampai saat ini tak terbukti kebenarannya (atau
ini hanya sekenario mereka saja agar dapat menguasai kilang-kilang minyak
Negara Irak).Dan banyak lagi tindakan terorisme yang dilakukan yang mereka
bungkus dengan alasan-alasan yang tak masuk akal agar terkesan merekalah “hero”
di alam ini.
Ini
seharusnya menjadi pelajaran bagi umat islam, terutama para generasi mudanya,
dengan penghinaan film ini, seharusnya umat islam bukan hanya bisa “marah”,
namun juga harus mulai sadar karena telah lama tertidur. Dan sudah jauh sekali
dari sumber ajarannya Al-Qur’an dan Sunnah. Dan juga enggan mempelajari
khazanah keilmuan islam serta sejarah nabinya, sekaranglah saatnya untuk
memulai semuanya.
No comments:
Post a Comment