::selection {background:##12127D;color:#FFCC00;} ::-moz-selection {background:##12127D;color:#FFCC00;} ::-webkit-selection {background:#12127D;color:#FFCC00;}

Sunday, October 21, 2012

“INNOCENCE OF MUSLIM”



SEBUAH FILM REALITA ATAU SENTIMEN BELAKA?
Lagi-lagi sebuah propaganda “Yahudi Zionis” yang menghina suatu kelompok tertentu “Islam” mengatas namakan kebebasan. Yah… kembali sebuah kebebasan yang mutlak tanpa kontrol pada sebuah Negara yang “katanya” menjunjung tinggi kebebasan serta hak dan martabat manusia (Amerika).
Baru-baru saja, sebuah film berjudul “innocence of muslim” di luncurkan di Amerika bertepatan dengan peringatan peristiwa 11 september. Film ini bercerita bagaimana kaum muslim —dalam pandangan mereka kaum zionis— agama islam seolah-olah agama yang mengajarkan dan menyebabkan kekerasan di bumi.
Terlebih lagi —seolah-olah mereka tahu tentang islam secara holistik— film ini benar-benar menelanjangi kehormatan umat islam.” Bagaimana tidak?” film ini benar-benar telah memicu kemarahan umat islam (yang merasa dilecehkan ketauhidannya). Nabi Muhammad SAW, sosok yang sangat suci dan sakral dalam agama islam, diceritakan dalam film tersebut —saya berlindung dari mengucap sesuatu yang buruk pada Nabi— sebagai seorang yang “tak bermoral”, memiliki gairah libido yang tak terkonrol.
Sungguh disayangkan film ini dibuat mengatas namakan kebebasan. Karena pada dasarnya kebebasan yang mereka pahami telah menodai kehormatan kelompok lain. Film yang dibuat oleh seorang Yahudi bernama Sam Bacile yang diperankan oleh 59 aktor dan digarap oleh 45 orang kru atas bantuan donator 100 orang Yahudi yang berdurasi 2 jam —saya telah menonton sekitar 5 menit film ini,dan memang benar-benar film yang tak layak tonton dan sangat menghina kelompok tertentu— ini benar-benar telah mencederai sebuah kebebasan dan hak-hak orang lain.
Agaknya Negara yang sekarang —digembor-gemborkan banyak orang— menjadi kiblat segala macam hal “Amerika”, ternyata bisa dikatakan sebagai Negara buta jika memang tidak mau dikatakan sebagai Negara  gagal, dalam hal memahami sebuah pandangan tentang kebebasan.
Dan juga agaknya,untuk Sam Bacile (pembuat film) benar-benar memperlihatkan kebodohannya sebagai seorang entertainer. Kenapa saya katakan demikian,  bagaimana tidak, kita bisa lihat, bagaimana ia bisa menyimpulkan sosok “Muhammad”  sedemikian rupa sehingga membuat film tersebut. Bisa dikatakan sebagai suatu ketololan akbar bagi pembuat film itu.
Kalau memang tidak mau dikatakan “tolol”  lalu pertanyaannya, lalu bagaimana bisa pembuat film menyimpulkan sosok “Muhammad” dalam film itu demikian? Apakah Sam itu benar-benar cerdas dan professional? (saya rasa tidak)
Seandainya dia benar-benar cerdas dan professional dan benar-benar memahami islam dan mempelajari sejarah “Muhammad” secara holistik, tentu  saya rasa ia akan benar-benar membuat film dengan fakta yang sebenarnya. Tampaknya memang susah “berbicara” dengan mereka, karena saya pikir mereka tak memakai otak mereka untuk berpikir seperti kebanyakan manusia yang berpikir. Atau jangan-jangan mereka tak pernah berpikir dalam bertindak. Katakanlah mereka secara sadar membuat film tersebut, dengan membaca atau memiliki refrensi tentang islam dan nabinya. Saya jamin buku atau refrensi yang mereka pakai itu keliru, tentu subjektif, dan  tidak objektif sesuai fakta sejarah.
Ataupun katakanlah juga mereka telah membaca dan memiliki refrensi yang benar tentang islam dan nabinya. Namun sentimen merekalah tentunya yang mendorong mereka untuk menghina Nabi dan islam melalui film tersebut. Apapun kebebasan yang dilakukan, tentu tidak boleh melanggar dan menodai hak-hak perseorangan dan kelompok.
Kalau mereka berpikir kebebasan itu mutlak, sehingga  dapat berekspresi sesuai kehendaknya, itu kebodohan. Atau pembuat film beralasan (yang ia katakan sendiri) yang saya simpulkan dari perkataannya, bahwa islam agama kekerasan dan nabinya adalah pemimpin yang “amoral”.  Mari kita lihat secara objektif dan sesuai fakta dan dengan pikiran yang netral.
Ok…kita membenarkan ada sebagian orang/kelompok yang mengatas namakan islam, yang melakukan tindakan kekerasan atau terorisme. Namun itu tidak bisa kita jadikan argumentasi bahwa islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan (jika islam dipelajari oleh semua orang secara holistik maka mereka akan tahu ajaran islam sebenarnya). Kita tidak bisa menghukumi keseluruhan karena sebagian. Bukankah teori penelitian induksi ke deduksi tidak tepat dalam kaidah logika dan filsafat. Dan inilah yang dipahami oleh kaum materialis.
Jika dikatakan bahwa islam yang menyebabkan segala kekerasan yang ada, dengan contoh yang mereka ajukan misalnya penyerangan WTC pada 11 september, saya justru mempertanyakan dan meragukan hal itu, apa benar umat islam yang melakukan, atau jangan-jangan sebuah sekenario  yang telah dibuat mengatas namakan islam, agar dapat mengespansi Irak pada waktu itu.
Bukankah sejarah telah menjelaskan dan membuktikan bahwa Amerika dan Zionislah yang banyak memicu dan membuat kekerasan. Contoh kecil saja  —ingat pada PD II— bagaimana dua kota sipil Jepang Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika, padahal kita tahu bukankah Amerika sendiri yang melarang pemakaian bahan nuklir untuk perang. Akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu banyak rakyat sipil Jepang yang tewas. Pada faktanya dua kota itu bukanlah kota tempat basis militer Jepang pada waktu itu. Bukankah ini suatu tindakan terorisme? Tentu itu kesalahan yang tak dapat dimaafkan.
Bagaimana juga Zionis Israel yang merampas tanah hak rakyat Palestina dengan memerangi dan mengusir mereka dari bumi mereka dengan senjata. Dan juga bagaimana beberapa tahun silam Israel memblokade dan menembaki kapal kemanusiaan mavi marmara Di laut Cyprus di lautan internasional pada 31 mei 2010 Yang akan membawa bantuan kemanusiaan ke Palestina. Dan kita juga dapat menyaksikan terhadap pembantaian yang terjadi kepada rakyat Palestina, kita masih ingat betapa kejamnya Zionis Israel ketika melindas tubuh wainta muda berusia 20 tahun asal Amerika aktivis kemanusiaan bernama Rachel Kori yang dilindas dengan bulldozer hingga mati, yang saat itu ia berjuang membela hak rakyat Palestina atas rumah dan tanahnya yang akan digusur. Bukankah ini suatu kekejian?
Bukankah ekspansi Amerika 2003 lalu merupakan suatu tindakan terorisme? Walaupun alas an mereka melakukan ekspansi adalah untuk membalas dendam atas teroris yang melakukan penyerangan gedung WTC, dan juga atas tuduhan Irak yang memiliki senjata pemusnah masal, yang sampai saat ini tak terbukti kebenarannya (atau ini hanya sekenario mereka saja agar dapat menguasai kilang-kilang minyak Negara Irak).Dan banyak lagi tindakan terorisme yang dilakukan yang mereka bungkus dengan alasan-alasan yang tak masuk akal agar terkesan merekalah “hero”  di alam ini. 
Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi umat islam, terutama para generasi mudanya, dengan penghinaan film ini, seharusnya umat islam bukan hanya bisa “marah”, namun juga harus mulai sadar karena telah lama tertidur. Dan sudah jauh sekali dari sumber ajarannya Al-Qur’an dan Sunnah. Dan juga enggan mempelajari khazanah keilmuan islam serta sejarah nabinya, sekaranglah saatnya untuk memulai semuanya.

No comments:

Post a Comment